دورية أكاديمية

Koloniale Tentoonstelling Semarang as an Industrial Tourism Destination

التفاصيل البيبلوغرافية
العنوان: Koloniale Tentoonstelling Semarang as an Industrial Tourism Destination
المؤلفون: Khusnul Hanifati
المصدر: Ruang-Space: Jurnal Lingkungan Binaan, Vol 11, Iss 1, Pp 139-152 (2024)
بيانات النشر: Universitas Udayana, 2024.
سنة النشر: 2024
المجموعة: LCC:Aesthetics of cities. City planning and beautifying
مصطلحات موضوعية: Aesthetics of cities. City planning and beautifying, NA9000-9428
الوصف: The idea behind the world exhibitions event was to promote international trade by exhibiting goods, colonial achievements, and the identities of the colonies. However, Georg Simmel’s notes in “The Berlin Trade Exhibition” showed that the exhibitions developed during the nineteenth century specifically responded to the competitive demands of the industrial mode and money economy. Thus, the purpose of the world exhibition is not merely as an annual fair; rather, it has socioeconomic and cultural aspects represented by the colony on a smaller scale. A similar pattern was also found in the Colonial Exhibition of Semarang. As one of the biggest exhibitions held in Southeast Asia in the early 20th century, the exhibition displayed the Dutch Colonial’s highest achievement in the Dutch East Indies. It represents modern life's industrial and technological advancement and temporarily serves as the center of world civilization. Yet there is a distinct contrast between the natives and European visitors, which causes a contradiction between modernism and traditionalism exhibited in the exhibition. This paper examines Koloniale Tentoonstelling Semarang as the representation of an industrial city and an attraction for a touristic destination. It aims to investigate how world exhibitions served not only as platforms for promoting international trade but also as reflections of the socioeconomic and cultural dynamics of the time. Keywords: exhibition; colonial; Semarang; Sentiling; Tentoonstelling Abstrak Gagasan di balik kegiatan world exhibitions adalah untuk mempromosikan perdagangan internasional dengan memamerkan barang, pencapaian kolonial, dan identitas koloni. Namun, catatan Georg Simmel dalam “The Berlin Trade Exhibition” menunjukkan bahwa pameran yang dikembangkan di abad kesembilan belas secara khusus menanggapi tuntutan kompetitif industri dan ekonomi. Oleh karena itu, tujuan pameran dunia bukan hanya sebagai pameran tahunan; namun juga memiliki aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang diwakili oleh koloni dalam skala yang lebih kecil. Pola serupa juga ditemukan dalam Pameran Kolonial Semarang. Sebagai salah satu eksibisi terbesar yang diselenggarakan di Asia Tenggara di awal abad ke-20, pameran ini menampilkan pencapaian tertinggi Kolonial Belanda di Hindia Belanda. Hal ini mencerminkan kemajuan industri dan teknologi kehidupan modern yang ditampilkan untuk sementara waktu sebagai pusat peradaban dunia. Namun terdapat kondisi yang mencolok antara penduduk asli dan pengunjung dari Eropa, sehingga menimbulkan kontradiksi antara modernisme dan tradisionalisme yang dipamerkan dalam pameran ini. Tulisan ini akan mengkaji Koloniale Tentoonstelling Semarang sebagai representasi kota industri dan daya tarik destinasi wisata. Tulisan ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana pameran dunia tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk mempromosikan perdagangan internasional tetapi juga sebagai cerminan dinamika sosial ekonomi dan budaya pada saat itu. Kata kunci: pameran; kolonial; Semarang; Sentiling; Tentoonstelling
نوع الوثيقة: article
وصف الملف: electronic resource
اللغة: English
Indonesian
تدمد: 2355-5718
2355-570X
Relation: https://ojs.unud.ac.id/index.php/ruang/article/view/113097; https://doaj.org/toc/2355-5718; https://doaj.org/toc/2355-570X
DOI: 10.24843/10.24843/JRS.2023.v11.i01.p08
URL الوصول: https://doaj.org/article/1a47af7020a148f4bc0bd8aa9026898b
رقم الأكسشن: edsdoj.1a47af7020a148f4bc0bd8aa9026898b
قاعدة البيانات: Directory of Open Access Journals
الوصف
تدمد:23555718
2355570X
DOI:10.24843/10.24843/JRS.2023.v11.i01.p08